MENDING JADI PELIT

Photo by Alice Pasqual on Unsplash

Jika boleh saya kembali ke masa lampau, ada yang ingin saya perbaiki dalam masalah keuangan saya. Seperti saya mention di judul, saya ingin mengurangi, bahkan kalau bisa meniadakan aktivitas memberi utang pada orang lain.

Kesannya pelit ya, bahkan jahat. Tapi percayalah, perasaan ini yang menuntun saya jadi bergumul dengan piutang cukup besar hingga hari ini, beberapanya bahkan saya harus belajar relakan. Tentang perasaan tadi Nanti saya jelaskan.

Utang itu terbagi 2, pertama, utang yang numpang lewat seperti nebeng transfer, dan kedua  adalah utang karena kebutuhan, baik itu konsumtif, atau yang darurat.

Utang jenis nomor 2 ini akan saya hindari. Menurut saya begini:

  1. Jika konsumtif, jelas akan saya tolak.

  2. Jika darurat, saya yakin seseorang akan beradaptasi karena mode survival-nya menyala, dan pada akhirnya akan menemukan tempat berutang. Saya nggak mau yang kena getahnya nanti saat gagal bayar. Saya nggak mau mengambil peran ini. Peran sebagai kreditur.

  3. Sejatinya saya bukan institusi kredit. Saya nggak punya perangkat apapun untuk penagihan, dan jika gagal bayar saya juga nggak punya kelebihan uang untuk menggantinya. Beda dengan institusi kredit, mereka kan punya keuntungan (bunga) dengan meminjamkan uang. Untuk yang konsumtif, jelas harus kesini.

  4. Tadinya saya nggak punya masalah dengan kehidupan orang lain, tapi dengan meminjamkan uang berarti saya akan berbagi masalah tadi.

  5. Jika gagal bayar, maka semua jadi kalah. Peminjam jelas bermasalah karena ternyata nggak kunjung punya uang untuk mengembalikan, di sisi saya yang meminjamkan jelas jadi punya masalah karena harus menagih, dan jadi kehilangan uang untuk sementara waktu.

  6. Padahal, dengan nggak pernah meminjamkan uang, kehidupan akan berjalan seperti biasanya.

Tentang perasaan tadi, itu adalah pemicu yang mendorong saya untuk meminjamkan uang. Emosi-emosi memang sering membutakan. Karena kasihan, saya malah luput memandang ke dalam diri saya sendiri, padahal siapa tahu saya juga butuh dikasihani.

Lalu karena takut dicap pelit dan jahat, saya jadi nggak banyak pertimbangan lalu begitu saja meminjamkan uang.

Khususnya tentang kesan pelit dan jahat, ini adalah bentuk lain dari validasi eksternal. Dalam konteks lain pun menyandarkan kehidupan kita pada penilaian orang lain nggak baik sih, apalagi ini, sambil kehilangan uang.

Duh!


MENDING JADI PELIT MENDING JADI PELIT Reviewed by ataedun on 14.01 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.